Rabu, Oktober 31, 2007

[renungan] Abang Mau Beli Kue?

Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke Jakarta. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan.

"Abang mau beli kue?" Katanya sambil tersenyum. Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajanannya. "Tidak Dik, Abang sudah pesan makanan," jawab saya ringkas. Dia berlalu.

Begitu pesanan tiba, saya langsung menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

"Abang sudah makan, tak mau beli kue saya?" tanyanya tenang ketika menghampiri meja saya.

"Abang baru selesai makan Dik, masih kenyang nih," kata saya sambil menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma di sekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh. Setiap yang lalu dia tanya, "Tak mau beli kue saya Bang, Pak... Kakak atau Ibu." Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itupun tak melarang dia keluar masuk restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil. Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan sebuah senyuman. Saya turunkan kaca jendela. Membalas senyumannya.

"Abang sudah kenyang, tapi mungkin Abang perlukan kue saya untuk adik-adik, Ibu atau Ayah abang," katanya sopan sekali sambil tersenyum.

Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 20.000,- padanya.

"Ambil ini Dik! Abang sedekah... Tak usah Abang beli kue itu." Saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah terperanjatnya saya melihat anak itu mengulurkan Rp 20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua-dua matanya. Saya terkejut, saya hentikan mobil, memanggil anak itu.

"Kenapa Bang, mau beli kue kah?" tanyanya.

"Kenapa Adik berikan duit Abang tadi pada pengemis itu? Duit itu Abang berikan ke Adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bang, saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, Mak pasti marah. Kata Mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat Bang!" katanya begitu lancar. Saya heran sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

"Abang mau beli semua kah?" dia bertanya dan saya Cuma mengangguk. Lidah saya kelu mau berkata. "Rp 25.000,- saja Bang...." Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi. Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, baru saya terpikir untuk bertanya statusnya. Anak yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan, saya beli kuenya bukan lagi atas dasar kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu. Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.

[gambar] Keluarga

[gambar] Laki-laki dan Perempuan



[resep] Es Buah Hijau

Bahan:
3 bh kiwi, kupas, iris tipis
1/2 bh melon hijau, keruk bulat
300 gr nata de coco cube, siap beli
1 klng anggur hijau kalengan, tiriskan

Bahan Sirup:
100 gr gula pasir
500 ml air
1 ikat daun mint

Cara membuat:
1. Masak semua bahan syrup hingga gula larut dan daun mint layu, angkat, saring.
2. Sisihkan.
3. Taruh semua bahan buah dalam wadah, tuangi syrup.
4. Dinginkan hingga saat disajikan.

Untuk ? porsi

[resep] Lapis Surabaya

Bahan lapis kue kuning:
10 kuning telur ayam
100 g gula pasir
1/2 sdt vanili bubuk
50 g tepung terigu
125 g mentega, kocok lembut

Bahan lapis kue coklat:
10 kuning telur ayam
125 g gula pasir
1/4 sdt vanili bubuk
35 g tepung terigu
15 g cokelat bubuk
125 g mentega, kocok lembut

Persiapan:
1. Siapkan 3 buah loyang 22x22x4 cm, alasi kertas roti, olesi margarin.

Cara membuat lapisan kuning:
1. Kocok telur, gula, dan vanili hingga kental dan putih.
2. Masukkan tepung terigu, aduk rata.
3. Tambahkan mentega kocok, aduk rata.
4. Tuangi adonan ke dalam loyang. Ratakan.
5. Panggang dalam oven panas 180 C (rak atas) selama 15-20 menit hingga matang.
6. Angkat, balikkan, kupas kertasnya

Cara membuat lapisan coklat:
1. Lakukan langkah 1-3.
2. Tambahkan coklat, aduk secara merata.
3. Lanjutkan dengan langkah 4 dan seterusnya.

Penyelesaian:
1. Ambil 1 buah kue kuning, olesi dengan selai.
2. Taruh kue cokelat di atasnya.
3. Olesi kue coklat dengan selai, tumpuk dengan kue kuning lagi.
4. Tekan -tekan hingga melekat.

[resep] Wedang Jahe

Bahan:
1 liter air
100 gr gula pasir
2 buah jahe, dimemarkan
1 lembar daun pandan wangi, dipotong-potong

Cara membuat:
1. Semua bahan dicampur menjadi satu, kecuali air direbus sampai mendidih.
2. Masukkan bahan tersebut aduk sampai gulanya larut, dan pandannya menjadi layu.
3. Cicipi bila kurang manis tambahkan gula.
4. Dihidangkan dalam keadaan hangat.

Untuk 4 porsi

[resep] Gulai Kepala Ikan

Bahan:
850 gram kepala ikan kakap, potong jadi 2
10 lembar daun salam
1 batang sere, memarkan
1 lembar daun pandan, sobek-sobek, ikat
750 cc santan
2 sendok makan kelapa parut, sangrai, tumbuk halus
3 sendok makan minyak
5 buah belimbing sayur, belah jadi 2
1 sendok makan air jeruk nipis
2 sendok teh garam
15 buah cabai merah
1 cm kunyit, cincang
1 cm jahe, cincang
7 siung bawang merah
3 siung bawang putih
1 sendok makan ketumbar, sangrai
1/2 sendok teh jinten, sangrai
1/4 sendok teh adas manis, sangrai
1/2 sendok teh merica bubuk
1 sendok makan asam

Cara membuat:
1. Lumuri kepala ikan kakap dengan air jeruk nipis dan 1/2 resep garam hingga rata, biarkan 1/2 jam, tiriskan, lalu lumuri dengan kelapa tumbuk hingga rata, sisihkan.

2. Haluskan cabai merah, kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih, ketumbar, jinten, adas manis, merica bubuk, asam, dan 1/2 resep garam.

3. Panaskan minyak, tumis bumbu yang telah dihaluskan, sere, dan daun pandan hingga harum, lalu tuangi santan, aduk rata, didihkan.

4. Masukkan daun salam, belimbing sayur, dan kepala ikan kakap serta kelapa tumbuk, aduk rata, lalu masak dengan api sedang sampai seluruhnya matang dan kuah agak berminyak sambil sekali-sekali diaduk, angkat.

Untuk 4 porsi

[resep] Ikan Asin Pedas

Bahan:
250 gram ikan asin jambal/gabus, potong ukuran 2 cm x 2 cm
3 buah cabai merah, iris tipis menyerong
4 buah bawang merah, iris tipis
1 buah jeruk nipis, ambil airnya
3 sendok makan minyak

Cara membuat:
1. Siram ikan asin jambal/gabus dengan air mendidih, biarkan hingga dingin, lalu cuci, tiriskan.
2. Panaskan minyak yang banyak di atas api sedang, lalu masukkan ikan asin tadi, goreng hingga matang, angkat, tiriskan.
3. Panaskan minyak menurut resep, lalu masukkan bawang merah, tumis hingga harum.
4. Tambahkan cabai merah, aduk rata, tumis hingga layu, kecilkan api, lalu masukkan ikan asin yang sudah digoreng dan air jeruk nipis, aduk rata, angkat, sajikan.

Untuk 4 porsi

[rohani] Suami - Istri

Efesus 5:22-31
5:22Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
5:23karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
5:24Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu.
5:25Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
5:26untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
5:27supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
5:28Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.
5:29Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
5:30karena kita adalah anggota tubuh-Nya.
5:31Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

Selasa, Oktober 30, 2007

[tip] Meniran - Perkuat Sistem Imun

BANYAK tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat sistem imun (imunomodulator). Satu di antaranya adalah ekstrak meniran (Phyllanthus Niruri L). Ekstrak ini dapat meningkatkan sel sitoksik, seperti sel pemusnah alami tubuh.

Imunomodulator berperan membuat sistem imun lebih aktif dalam menjalankan fungsinya, menguatkan sistem imun tubuh (imunostimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imunosuppressan). "Sehingga, kekebalan atau daya tahan tubuh kita selalu optimal menjaga tetap sehat ketika diserang virus, bakteri, dan mikroba lainnya," terang DR Suprapto Ma'at MS Apoteker.
Meniran sendiri sudah terbukti secara klinis sebagai terapi ajuvan (pendukung) beberapa penyakit. Seperti TBC, keputihan karena jamur candida albicans, herpes vaginalis, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan jerawat.

Data Fisik Meniran (Phyllanthus Niruri L.)

Meniran mudah di tempat lembab dan berbatu. Seperti disepanjang saluran air, semak-semak dan tanah terlantar di antara rerumputan.

Meniran adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, tinggi sekitar 30-50 centi.

Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat.

Buahnya buah kotak, bulat pipih, licin. Bijinya kecil, keras, berbentuk ginjal, berwarna coklat.

Rasanya sedikit pahit, sejuk.

Khasiat Meniran

Berkasiat membersihkan hati, anti radang, pereda demam, melancarkan buang air dan menambah nafsu makan

Untuk mengobati penyakit berat, meniran tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan obat-obatan pendukung lain untuk menyempurnakan kesembuhan.

Cara Pemanfaatan Meniran

Pilih daun segar atau yang sudah dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Daun yang sudah kering, bisa disimpan dan dipakai jika dibutuhkan.

Untuk pemakaian luar, cuci daun segar, giling sampai halus. Kemudian bubuhkan bahan pada tempat yang sakit kemudian dibalut.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meniran bisa diminum setiap hari. Ambil segenggam daun meniran. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas.

[tip] Obat Demam Berdarah

Sudah tiga hari ini Wimpie terbaring lemah di tempat tidur. Dokter meminta bapak satu anak itu beristirahat beberapa hari, karena merunut hasil tes darah, jumlah trombosit di dalam tubuhnya menurun drastis. "Kalau dalam dua tiga hari kondisi bapak tak juga membaik, harus dirawat di rumah sakit," kata Wimpie, menirukan ancaman dokter.

Terbayang sudah, dia tidak akan bisa mendampingi Cindy, putri tersayang, dalam pementasan drama "Cinderella" di TK sang anak minggu depan. Padahal, itulah kali pertama Cindy mendapat peran utama dalam pementasan drama di sekolahnya.

Selain suhu tubuh naik turun tak keruan, turunnya trombosit, menurut sang dokter, adalah salah satu gejala demam berdarah yang paling gampang ditandai. "Memang baru gejala, tapi jangan anggap enteng. Saya sarankan bapak banyak beristirahat, rajin makan makanan bergizi, dan perbanyak minum air putih," pesan dokter.

Beruntung, tak lama kemudian datang konco akrabnya. "Wim, aku bawa sesuatu untuk kamu. Resep ramuan ini aku dapat saat berkunjung ke tempat sepupuku yang bekerja di Badan Penelitian Tanaman Obat, Bogor. Konon bisa menyembuhkan demam berdarah. Ada baiknya, selain minum obat dokter, kamu juga mencoba ramuan yang sudah diteliti ini," ucap sang teman.

Wimpie yang selama ini ogah-ogahan minum jejamuan, cuma mengangguk lesu. Pikirannya masih melayang, bagaimana jadinya nasib putri Cinderella jika saat mentas nanti tak ditonton papa tercinta?

Rimpang beda warna

Ia sadar betul, sampai saat ini, demam berdarah masih merupakan salah satu penyakit epidemik yang masih sangat ditakuti. Penyakit ini sering mewabah di daerah-daerah yang memiliki sanitasi lingkungan kurang baik. Penyebabnya, kita pasti sama-sama tahu, yakni gigitan nyamuk Aedes aegypti L. yang di dalam tubuhnya sudah kemasukan virus demam berdarah. Sekali menulari, si nyamuk akan menjadi penular sepanjang hidupnya.

Karena di Indonesia penyakit ini saban tahun banyak memakan korban, "Sepupu saya yang bekerja di Balai Penelitian Tanaman Obat (Balitro) Bogor ikut melakukan penelitian untuk menemukan obat mujarab demam berdarah. Minimal meringankan beban penderitanya," cetus teman Wimpie. Si teman lalu menyebut ramuan herbal yang terdiri atas rimpang kunyit (Curcuma longa L.), rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), tanaman meniran (Phillantus urinaria L.), daun pepaya (Carica papaya L.) dan daun jambu biji merah (Psidium guajava L.), dan garam secukupnya.

Keenam herbal tersebut diyakini menyimpan khasiat antioksidan, antivirus atau antibakteri, menaikkan jumlah trombosit dalam darah dan menstabilkan tekanan darah. Rimpang kunyit dan temu hitam sendiri termasuk tumbuhan obat dari keluarga temu-temuan. Perbedaan keduanya hanya terdapat pada rimpangnya. Bila dipotong, rimpang kunyit berwarna jingga, sedangkan temu hitam rimpangnya berwarna agak kehitaman.

Rimpang kunyit selama ini dikenal masyarakat sebagai obat penyakit lambung, peluruh keringat, penciut selaput lendir (astringent) pada penderita wasir, obat untuk berbagai jenis penyakit kuning (hepatitis) dan penangkal berbagai penyakit yang diakibatkan oleh gangguan hati lainnya.

Sedangkan sebagai obat luar, ia kerap digunakan untuk penyakit gatal, luka kecil, luka digigit serangga, radang kulit, cacar air, dan bisul bernanah. Rebusan rimpang kunyit banyak juga dimanfaatkan untuk memperbaiki sirkulasi saat menstruasi, untuk membersihkan darah, serta obat infeksi organ perkencingan.

Kadang-kadang, kunyit dipakai juga buat melegakan perut, obat diare, untuk menyembuhkan batuk dan memberantas tuberculosis (TBC). Sebagian masyarakat juga menggunakannya sebagai obat antikejang, radang gusi, insektisida, antijamur, dan bahan obat cacing.

Mencegah oksidasi

Sekarang soal temu hitam. Tanaman ini dikenal di Jawa sebagai temu ireng, sedangkan orang Sunda menyebutnya temu hideung.

Di daratan Cina, rimpang temu hitam kerap dimanfaatkan sebagai obat perut mulas. Sementara di semenanjung Malaysia, telah lama digunakan sebagai obat batuk dan asma. Kadang dipakai juga sebagai tapal oleh penderita sariawan usus. Di Indonesia dan Thailand, rimpang temu hitam juga biasa direbus untuk minum dan tapal wanita setelah melahirkan.

Herbal satu ini kadang digunakan pula sebagai pembersih darah, pelangsing tubuh, penyembuh rematik dan peluruh keringat. Hikino (1985) mengutip Antihepatixic Activity of Crude Drugs menyebutkan, rimpang kunyit dan temu hitam mengandung senyawa curcuminoids, lengkap dengan turunannya seperti diferuloyl methane , desmethoxy-curcumin , dan bidesmethoxy curcumin .

Senyawa-senyawa tersebut dipercaya dapat bertindak sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi lemak dan siklus oksidasi dalam trombosit, sehingga menyebabkan turunnya kadar lemak dalam darah dan hati. Senyawa itu juga mencegah keracunan hati (antihepatotoksit), sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan virus.

Kaya akan senyawa perkasa

Selain temuan-temuan di atas, masih ada meniran, yang juga termasuk dalam ramuan penumpas demam berdarah. Di Papua Nugini, rebusan tanaman meniran dianggap manjur sebagai obat cacing. Sedangkan di Brunei Darussalam, orang biasa menumbuk daunnya, lalu mencampurnya dengan santan kelapa, untuk dipakai sebagai obat cacar. Sementara di Kamboja, tanaman dari keluarga Euphorbiaceae (jarak-jarakan) ini dipakai sebagai bahan baku obat malaria. Hussain at. al (1995) dalam Journal of Natural Product menegaskan, meniran mengandung senyawa triterpenoids, flavonoid, tanin, alkaloid, asam fenol, filantin, hipofilantin, dan kalium.

Dalam ilmu farmasi, flavonoid berfungsi sebagai senyawa aktif antiradang, mengurangi rasa nyeri, antitumor, antivirus HIV, antidiare, antikeracunan hati, antijamur, antioksidan, mencegah penyempitan pembuluh darah, merangsang kekebalan dan antiborok/bisul.

Ramuan berikutnya, daun pepaya dan daun jambu biji merah. Tanaman pepaya dikenal sebagai buah yang kaya dengan sumber antioksidan alami, karena kandungan vitamin A, C, dan E-nya. Daunnya juga dikenal sebagai pelunak daging, masyarakat juga sering menggunakan daun pepaya sebagai sayuran yang dianggap ampuh mencegah penyakit malaria. Buahnya, seperti sering kita temui di meja makan, kerap dijadikan suguhan penutup untuk melancarkan buang air besar penderita wasir.

Roth dan Lindolf dalam South American Medicine Plants (2002) menyebut daun pepaya mengandung karpain, senyawa aktif yang berpengaruh pada aktivitas jantung, mengurangi tekanan dalam pembuluh darah, mengurangi frekuensi denyut urat nadi, dan peluruh air seni. Senyawa lainnya, papain, dikenali sebagai senyawa antiradang dan antipenimbunan cairan maupun gas dalam jaringan (antiedemik).

Terakhir, tanaman jambu biji dari jenis yang berdaging berwarna merah, pun sudah sangat tidak asing lagi, karena diakui sebagai sumber vitamin C. Daunnya dikenal sebagai obat diare, karena kaya akan tanin yang bersifat mengecilkan pori-pori selaput lendir. Di samping itu, daunnya juga kaya akan vitamin C yang bersifat antioksidan, antibakteri, antiradang, peluruh cacing, antikuman/virus, tidak menimbulkan muntah, mengeluarkan angin, meredakan kejang, dan sebagai tonik.

Mendengar uraian panjang lebar temannya, semangat Wimpie untuk sehat secepatnya kembali tumbuh. "Jadi benar ramuan ini sudah diteliti di Balai Penelitian Tanaman Obat?" Wimpie mengulang pertanyaan yang hanya perlu dijawab dengan anggukan sang teman. "Apa boleh buat, pahit sedikit enggak masalah, yang penting, Cinderella tetap ceria," putus Wimpie, kali ini di dalam hati.

Meracik Si Antidemam Berdarah

Untuk membuat ramuan herbal antidemam berdarah,
- rimpang temu hitam dan rimpang kunyit masing-masing sebesar satu jempol, keduanya diiris tipis.
- meniran yang tingginya sekitar 20 cm sebanyak tiga batang
- daun pepaya tua 1 - 2 lembar
- daun jambu biji merah 3 - 5 lembar
- garam secukupnya.
Rebus campuran herbal-herbal berkhasiat tadi dengan air sebanyak empat gelas, kemudian disaring. Nah, hasil saringannya diminum setiap empat jam sekali.

Selamat mencoba!

Penulis: Samiran, peneliti Tanaman Obat di Pusat Biologi Bidang Botani, LIPI, di Bogor

[rohani] Istri yang Cakap

Amsal 31:10-31
31:10Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
31:11Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
31:12Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
31:13Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
31:14Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.
31:15Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
31:16Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
31:17Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
31:18Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
31:19Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
31:20Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
31:21Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
31:22Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.
31:23Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
31:24Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
31:25Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
31:26Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.
31:27Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.
31:28Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:
31:29Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
31:30Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
31:31Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Senin, Oktober 29, 2007

[tip] Rahasia Membesarkan Anthurium

Untuk pertumbuhan cepat Anthurium, dibutuhkan media tanaman dengan menggunakan oplosan pakis dan pupuk kandang dengan perbandingan 4 : 1. 4 untuk pakis dan 1 untuk pupuk kandang.

Pemupukan juga dilakukan secara rutin, dengan tenggang waktu yang lama yakni setiap 3 bulan. Tujuannya agar tanaman tidak cepat tinggi, tapi daun-daunnya yang semakin melebar, besar dan kuat.

Pupuk yang digunakan adalah dekastar dengan dosis 10 gram per pot. Pupuk organic juga perlu diberikan misalnya : Super ACL dengan dosis 2 cc per litter air dalam kurun waktu seminggu sekali.

Untuk menyiram anthurium cukup 2 - 3 hari sekali.

Kamis, Oktober 25, 2007

[tip] Keladi Tikus - Tanaman Ajaib Penyembuh Kanker

Satu lagi tanaman ajaib ditemukan di Indonesia. Namanya "keladi tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber). Ia terbukti bisa membunuh berbagai jenis sel kanker dalam waktu relatif singkat. Di Malaysia, tanaman ini sudah dikembangkan oleh seorang profesor ahli kanker dan telah berhasil membantu ribuan pasien di seluruh dunia.


Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "keladi tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain. Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 sentimeter ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia. Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.

Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
"Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontok an rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan", jelas Patoppoi. Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia," kenang Patoppoi sambil tersenyum.

Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu. Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan, Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran,Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.

"Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalani nya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu sayapun kembali normal," lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta," kata Patoppoi.

Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isteri nya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi. Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung pengobatan dukungan tersebut dan menyarankan agar mengembangkan nya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali. "Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr. Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr.Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. "Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data- data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.

"Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo. Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif. Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr.Teo secara langsung. Atas bantuan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr.Teo di Penang, Malaysia.
Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih Empat No. 5, Jakarta, telp. 021-4894754, dan di Buduran, Sidoarjo.

Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni. Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala enderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan. Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit Malaysia," lanjut Boni. "Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjang an waktu pembayaran." tambahnya. Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya ini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi.

Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini, tidak di temui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal.

Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter- dukun. "Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter tersebut. Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberi kan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru.
Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan the dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi keter gantungan pada narkoba tersebut. "Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.
Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar- rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis. Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan.

[tip] Daun Sirih - Mengobati Mimisan Sampai Keputihan

Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Ia mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Daunnya banyak digunakan untuk mengobati mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyaring, dan banyak lagi, termasuk disfungsi ereksi.
Khasiat daun sirih sudah banyak dikenal dan telah teruji secara klinis. Hingga kini, penelitian tentang tanaman ini masih terus dikembangkan.

Daun sirih telah berabad-abad dikenal oleh nenek moyang kita sebagai tanaman obat berkhasiat. Tidak hanya dikenal sebagai tumbuhan obat, tanaman bernama latin Piper betle lynn ini juga punya tempat istimewa dalam acara-acara adat di sejumlah daerah di Indonesia.
Di Lampung, ada tarian bernama penggung cambai. Penggung artinya pegang, sedangkan cambai sirih. Tarian ini menggambarkan tata pergaulan muda-mudi yang menjunjung tinggi adat istiadat. Daun sirih dalam tarian ini menggambarkan lambang rasa hormat.
Pada banyak acara adat lain, daun sirih sering dihidangkan untuk menyambut tamu. Di Pulau Jawa, daun sirih dipakai dalam upacara adat perkawinan.

Zat Antiseptik Tinggi
Secara tradisional, tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini dipakai untuk mengatasi bau badan dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal dan koreng, serta mengobati keputihan pada wanita. Ini karena tanaman obat yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang mampu membunuh kuman. Kandungan fenol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa.

Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Secara tradisional mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Pada pengobatan tradisional India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan, bersifat antiseptik, dan bahkan meningkatkan gairah seks.
Dengan sifat antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka karena mengandung styptic buat menahan pendarahan dan vulnerary, yang menyembuhkan luka pada kulit. Juga bisa dikunyah untuk memperbaiki kualitas suara pada penyanyi.

Dari hasil penelitian sebagaimana dikutip oleh buku tanaman obat terbitan Kebun Tanaman Obat Karyasari diungkapkan bahwa sirih juga mengandung arecoline di seluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltik, meredakan dengkuran. Pada daunnya terkandung eugenol yang mampu mencegah ejakulasi dini, membasmi jamur Candida albicans, dan bersifat analgesik (meredakan rasa nyeri). Ada juga kandungan tannin pada daunnya yang bermanfaat mengurangi sekresi cairan pada vagina, melindungi fungsi hati, dan mencegah diare.

Obat Keputihan
Khasiat daun sirih dalam menyembuhkan keputihan pernah diuji secara klinis. Ini diungkapkan oleh Amir Syarif dari Bagian Farmakologi Universitas Indonesia. Ia mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang lebih bermakna dibandingkan dengan plasebo.

Pengujian melibatkan 40 pasien penderita keputihan yang tidak sedang hamil, menderita diabetes melitus, ataupun penyakit hati dan ginjal. Dua puluh di antaranya mendapatkan daun sirih, sedang sisanya diberi plasebo. Baik daun sirih maupun plasebo itu diberikan pada vagina sebelum pasien tidur selama tujuh hari.

Dari 40 pasien tersebut, 22 orang mendapat pemeriksaan ulang, masing-masing 11 mendapat plasebo dan daun sirih. Hasil pengujian ini membuktikan sekitar 90,9 persen pasien yang mendapat daun sirih dinyatakan sembuh, sedangkan pada kelompok yang diberi plasebo hanya 54,5 persen saja.

Penelitian lain tentang manfaat sirih dilakukan di IPB Bogor. Ir. Nuri Andarwulan, Msi dan kawan-kawan dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB melakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah minyak asiri daun sirih untuk memproduksi zat antioksidan. Ekstrak antioksidan tersebut selama ini masih diimpor. Penelitian ini berpotensi menurunkan nilai impor bahan antioksidan. Di samping itu, produk emulsi yang dihasilkan dalam penelitian itu juga dapat dimanfaatkan untuk industri kecantikan.

Sementara itu, di India ada laporan penelitian yang mengatakan daun sirih mempengaruhi kesuburan pria, seperti dilaporkan oleh Indian Journal of Pharmacology. Efek daun sirih terhadap kesuburan laki-laki ini diujikan pada tikus.

Diduga, pemberian ekstrak daun sirih yang mengandung alkohol secara oral pada tikus punya efek antikesuburan. Menurut laporan tersebut pemberian dosis ekstrak yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma pada tikus.

Di India, penelitian tentang daun sirih ini tidak hanya untuk kesuburan pria saja. Di sana, daun ini sudah diteliti untuk mengobati penyakit asma, bronkitis, rematik, lepra, dan sakit gigi, bahkan juga untuk disfungsi ereksi. Sayangnya, belum banyak penelitian sejenis di Indonesia.

Oleh: Diyah Triarsari

[renungan] Tantangan

Salah satu dongeng favorit saya datang dari almarhum Ayah saya. Alkisah, sebuah desa di atas bukit dilanda musim kering enam tahun berturut-turut. Suasana desa terasa sedih, putus asa, dan merana. Di tepi desa, tinggal seorang lelaki setengah baya yang punya tiga anak pria dewasa. Namun semuanya pemalas, tak pernah mau mencari pekerjaan. Alasannya, di mana-mana susah, karena musim kering itu. Semua nasihat sang ayah hilang begitu saja. Mereka lebih suka melamun dan tidur.

Di belakang bukit yang mengelilingi desa itu, ada sebuah desa sangat subur. Di tengahnya mengalir sungai yang tak pernah kering. Andai kata ada yang mampu memindahkan gunung, dan mengubah aliran sungai, desa itu bakal memiliki air cukup, dan tak akan lagi kekeringan. Namun di desa itu tak ada seorang pun yang berani berpikir untuk memindahkan sang gunung. Sesuatu yang tak mungkin.

Uniknya, lelaki setengah baya yang tinggal di tepi desa tadi akhirnya terpanggil untuk menyelesaikan tantangan yang tidak mungkin itu. Suatu hari, setelah fajar, sang lelaki membulatkan tekadnya. Ia mengambil pacul dan mulai berjalan ke gunung. Ia bekerja dari subuh hingga matahari tenggelam, tak kenal lelah. Mencangkul dan mencangkul.

Setelah seminggu ia bekerja, akhirnya anak-anaknya pun mulai memperhatikan ulah sang ayah. Ketika diceritakan bahwa sang ayah ingin memindahkan gunung, ketiga anaknya terbahak-bahak. Mereka menganggap ayahnya gila, dan mau melakukan hal yang tak mungkin. Sang ayah terdiam saja. Ia terus melanjutkan pekerjaannya dari hari ke hari. Sebulan kemudian, cerita ini menyebar ke seluruh desa. Sang lelaki itu kini malah dijuluki gila oleh semua warga desa.

Ketiga anak lelaki itu lama-lama malu dengan olokan warga desa. Hingga suatu hari mereka memutuskan membantu ayahnya. Sejak itu, keempat lelaki itu selalu berangkat subuh, dan mencangkul gunung hingga matahari tenggelam. Setelah beberapa bulan mereka bekerja, warga desa mulai melihat sebuah lubang besar di gunung. Tak lama kemudian, seluruh desa ikut bergabung.

Setahun lebih, gunung itu bolong. Air mengalir lewat terowongan. Desa itu tak pernah lagi garing. Ketika ayah saya masih hidup, mengingatkan kembali akan cerita ini. Beliau menasihati saya, "Nothing is impossible."

Semuanya mungkin. Jangan pernah menganggap remeh sebuah cita-cita atau angan-angan. Rahasianya, bagaimana mengubah cita-cita itu menjadi tantangan nyata. Kalau sudah menjadi tantangan, pasti bisa dikerjakan. Pasti memberikan hasil.

Spirit itu saya pegang teguh saat ini. Bahwa cita-cita dan angan-angan hanya akan menjadi lamunan kosong kalau tidak kita wujudkan menjadi tantangan. Tantangan adalah sebuah "road map", peta yang melukiskan hal-hal yang harus kita kerjakan untuk mencapai sebuah prestasi.

Cita-cita dan angan-angan adalah roh. Tantangan adalah tubuh tempat roh bersemayam. Tanpa tantangan, roh itu hanya akan melayang-layang dan kehilangan wujudnya.

Kalau Anda punya visi, cita-cita, dan angan-angan, jangan lupa menerjemahkannya menjadi tantangan yang bisa memotivasi keikutsertaan staff Anda semua.

Rabu, Oktober 24, 2007

[kisah] Cinta yang Tak Rumit dari Faiz

Masih ingat Muhammad Faiz si penulis surat kepada Presiden itu?

Apa yang menyebabkan kita menyapa atau tidak menyapa, saat bertemu seseorang? Kebanyakan kita menyapa karena kita mengenal atau minimal mengetahui seseorang itu. Bisa juga karena kita menyukai atau menghormati orang tersebut, karena memang kebiasaan, atau punya keperluan. Mungkin juga sekadar basa basi. Apa pun itu, saya belajar banyak soal ini dari seorang anak kecil yang berbeda umur 26 tahun dari saya.

Setiap hari saat berjalan kaki menuju sekolahnya yang tak begitu jauh dari rumah, Faiz akan melewati deretan panjang rumah yang ada di sekitar kami. Empat tahun yang lalu, ketika Faiz masih TK, saya takjub menyaksikan bagaimana cara ia menyapa! Semua tetangga yang kebetulan dilewati atau ditemuinya di jalan, tak akan luput dari teguran ramah disertai senyum lebar Faiz.

"Selamat pagi, Pak, selamat pagi, Bu...."

"Assalaamu'alaikum...."

"Mari Oma, mari Opa..."

"Dari mana, Tante?"

"Wah hari ini Kakak berseri sekali!"

"Mau kuliah, Bang?"

"Eh, ketemu adik cakep. Mau kemana pagi-pagi sudah rapi?"

Dan seterusnya....

Saat ia duduk di kelas II SD, saya pernah bertanya pada Faiz," Mas Faiz,apa kamu tak lelah menyapa begitu banyak orang setiap pagi?"

Faiz tertawa. "Tidaklah, Bunda. Aku senang karena senyum dan sapaku mungkin bukan mengawali pagiku saja. Tapi mengawali pagi orang lain. Lagipula senyum itu kan sedekah, Bunda."

Saya nyengir. Pernyataan yang unik dari anak yang waktu itu belum berumur delapan tahun. "Subhanallah. Kalau dihitung dengan uang, sedekahmu mungkin sudah milyaran," ujar saya sambil mencium pipi Faiz yang memerah.

Setiap kali hadir pada arisan yang diadakan ibu-ibu sekitar rumah, mereka kerap membicarakan Faiz. "Waduh, Faiz itu ramah sekali ya, Bu. Kalau bertemu saya selalu menegur lebih dulu, senyumnya manis sekali."

"Kok bisa seperti itu sih, Bu? Bagaimana mendidiknya?"

Saya tersenyum. Bagaimana mengatakannya? Sesungguhnya saya tak pernah mendidik Faiz secara khusus untuk menyapa dan tersenyum. Sayalah yang banyak belajar dari Faiz!

Terbayang lagi berbagai peristiwa yang terjadi sejak Faiz mulai duduk di bangku SD.

Ketika ia ada di teras rumah, semua pengemis yang lewat selalu dipanggilnya, diajak makan dan minum. "Hari ini di rumah masak sop dan perkedel." Atau "Bapak mau bawa kopi untuk di jalan biar tidak mengantuk? Mau teh manis dingin?" Ia akan berlari ke kamar, mengambil celengan dan mengeluarkan lembaran kertas dari sana untuk diberikan pada mereka.

Belum lagi, semua tukang jualan, tukang sol sepatu, yang lewat pun disuruh mampir. Ada saja yang ditawarkannya. "Istirahat dulu di sini, Pak. Kan capek. Hari panas sekali. Sini, makan kue dan minum dulu. Atau mau makan nasi?" Selain itu ia pun akan bisik-bisik pada anggota keluarga lainnya untuk membeli sesuatu dari tukang jualan itu, meski kami tak terlalu membutuhkannya. "Apa salahnya sih menolong orang?" ujarnya.

Maka di rumah mungil yang kami tempati, tak pernah ada hari di mana kami memasak sekadar pas untuk keluarga. Selalu ada tamu-tamu istimewa yang entah siapa. Faiz mengundang mereka secara tak terduga.

"Ikhlas yaaa, Bunda...," katanya sambil tersenyum manis.

Lalu apakah ada lagi yang bisa saya ucapkan, meski dengan terbata? Saya hanya mampu memeluk Faiz kuat-kuat.

Sumber: Cinta yang Tak Rumit dari Faiz oleh Helvy Tiana Rosa

[renungan] Setan atau Malaikat?

Mahluk yang paling menakjubkan adalah manusia, karena dia bisa memilih untuk menjadi "setan atau malaikat". –John Scheffer-

Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.

Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?

Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.

Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.

Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.

Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?

Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini:

-----

"Ibu yang baik..., maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya.

Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.

Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.

Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang (sambil hiburan) saya ngamen. Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.

Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. Mesti bagaimana saya?

Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya memukulnya lagi.

Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa ke dokter. Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk sekali makan.

Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. Tapi Ibu..., Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. Ibu..., tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf."

-----

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.

Yuni menghampiri saya dan bilang, "Mama, saya bangga jadi anak Mama." Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya.

[resep] Tumis Kakap Lada Hitam

Bahan:
1/2 buah bawang bombay, dipotong kotak 1 cm
2 siung bawang putih, dimemarkan
3 sendok makan saus tiram
1 sendok teh lada hitam, ditumbuk kasar
1/2 sendok teh garam
300 gram daging ikan kakap, dipotong kotak 2 cm
100 gram nanas, dipotong kotak 1 cm
1/2 buah paprika merah, dipotong kotak 1 cm
1/2 buah paprika hijau, dipotong kotak 1 cm
200 ml kaldu

Cara membuat:
1. Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai harum.
2. Masukkan kakap, aduk sampai berubah warna.
3. Tambahkan nanas dan paprika, aduk sampai setengah layu.
4. Tambahkan saus tiram, lada, dan garam. Aduk rata.
5. Tuang kaldu.
6. Masak sampai matang.

Untuk 3-4 porsi

[resep] Nasi Goreng Ikan Asin & Petai

Bahan:
4 piring Nasi (kalo bisa yang suhu ruang, jangan nasi hangat yang basah)
Bawang bombay, cincang
Bawang putih, geprek cincang
Ikan asin jambal, rendam air panas, potong kotak-kotak kecil
Petai, biarkan aja bulat-bulat biar nampol kalo digigit
Tauge
Garam
Merica
1 sdm Kecap inggris
3/4 sdm Minyak wijen

Cara membuat:
1. Goreng ikan asin yang sudah dipotong-potong hingga berwarna keemasan.
2. Tiriskan.
3. Tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum, masukkan ikan asin dan petai. Aduk-aduk.
4. Masukkan nasi, garam, merica, kecap inggris. Aduk rata yaa sambil dicicip. Masukkan tauge, masak sebentar jangan sampai tauge terlalu layu karena nanti digigit nggak crunchy.
5. Matikan api.
6. Masukkan minyak wijen, aduk rata.
7. Hidangkan.

Untuk 4 porsi

[resep] Empal Balado

Bahan:
Daging sapi bagian gandik / silver side / top side, iris-iris tegak lurus serat daging dengan ketebalan kira-kira 1,5 cm

Bahan ungkep:
Bawang putih, digeprek aja
Sereh, dimemarkan
Daun salam
Cuka
Bahan balado :
Bawang merah
Cabai merah besar
Garam
Gula
Cuka

Cara membuat:
1. Rebus daging sapi sampai ½ matang. Jangan lupa sambil membuang busa yang mengapung pada air rebusan.
2. Masukkan semua bahan ungkep. Kemudian rebus sampai daging empuk. Setelah empuk, memarkan daging tapi jangan sampai terlalu tipis gepeng.
3. Goreng sebentar saja, jangan sampai kering. Cukup sampai terlihat bercak-bercak cokelat di sisi daging.
4. Sekarang buat bahan balado-nya ya. Ulek kasar si cabai merah dan bawang merah. Tumis (minyaknya jng banyak2 ya, soalnya si cabai itu nantinya mengeluarkan minyak juga) sampai harum dan matang (jangan terlalu matang ya, soalnya nanti cabainya nggak crunchy lagi). Masukkan garam, gula, dan cuka. Icip-icip apakah rasanya udah pas. Masukkan daging. Aduk-aduk sampai tercampur rata. Jadi deh. Selamat mencoba.

Catatan:
Resep tanpa ukuran karena dah kebiasaan masak ini asal cemplang cemplung, plus icip-icip

Untuk ? porsi

[resep] Bandeng Bumbu Bali

Bahan:
500 g bandeng dibersihkan
250 ml minyak untuk menggoreng
50 ml minyak untuk menumis
2 buah tomat dibagi 8 bagian
2 sdm kecap manis

Bahan II:
1 sdm ketumbar
3 cm kunyit tua
2 siung bawang putih
1 sdt garam
50 ml air

Bumbu yang dihaluskan:
10 buah cabe merah
5 buah bawang merah
3 siung bawng putih
3 cm jahe
4 butir kemiri

Cara membuat:
1. Lumuri ikan dengan bahan II diamkan 15 menit, kemudian goreng dengan minyak yang sedang panasnya hingga kecoklatan
2. Tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum kemudian masukkan tomat, kecap manis dan 100 ml air masak hingga tomat hancur dan air agak berkurang
3. Masukkan ikan bandeng masak hingga bumbu menyerap. Angkat.

TIP:
Untuk mengurangi bau tanah pada bandeng, rendamlah bandeng yang sudah dipotong-potong dengan air kunyit dan garam agak lama (1 jam)

Untuk 3-4 porsi

Selasa, Oktober 23, 2007

[renungan] Kisah Mawar

Mawar merah adalah kecintaannya, .. nama orangnya sendiri juga "Mawar". Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawar-mawar itu, diikat dengan pita indah. Pada tahun suaminya meninggal, ... dia mendapat kiriman mawar lagi. Kartunya tertulis "Be My Valentine like all the years before".

Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini, ... Kasihku selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu ..." Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka sebelum hari pengiriman. Suaminya tidak tahu kalau dia akan meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun,segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik.

Lalu Mawar memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik itu disebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah duduk berjam-jam dikursi kesayangan suaminya sambil memandangi potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu.

Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya. Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini Valentine ini.. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi,... seperti hari-hari Valentine sebelumnya Ketika dibukanya, dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk,dan tiba-tiba seakan terkejut melihatnya.

Kemudian dia langsung menelpon toko bunga itu... Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejam melakukan semua itu padanya, membuat dia teringat kepada suaminya..dan itu sangat menyakitkan ..

Lalu pemilik toko itu menjawabnya, "Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih dari setahun yang lalu. Saya tahu anda akan menelpon dan ingin tahu mengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, .. bunga yang anda terima hari ini sudah di bayar di muka oleh suami anda. Suami anda selalu merencanakan nya dulu dan rencana itu tidak akan berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar semua... maka anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada lagi yang harus anda ketahui, ... Dia menulis surat special untuk anda ... ditulisnya bertahun-tahun yang lalu...dimana harus saya kirimkan kepada anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi di sini memesan bunga mawar untuk anda... Lalu, tahun kemarin, saya tidak temukan dia di sini, ... maka surat itu harus saya kirimkan setahun lagi ... yaitu tahun ini, ... surat yang ada bersama dengan bunga itu sekarang... bersama dengan Nyonya saat ini." Mawar mengucapkan terima kasih dan menutup telepon,... dia langsung menuju ke buket bunga mawar itu,...

Sedangkan air matanya terus menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu Di dalam surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya menulis, "Dear kekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku pergi. Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini. Kau tahu, semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya indah bagiku, Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorang teman dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku. Aku tahu ini baru setahun, .. Tapi tolong jangan bersedih ...Aku ingin kau selalu bahagia, ... Walaupun saat kau hapus air matamu ... Itulah mengapa mawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu. Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semua kebahagiaan kita, dan betapa kita begitu diberkati ... Aku selalu mengasihimu ... dan aku tahu akan selalu mengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetap berjalan .. kau punya kehidupan... Cobalah untuk mencari kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akan mudah tapi pasti ada jalan. Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, ... dan hanya akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab dan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu ... Tapi kemudian dia akan datang 5 kali hari itu, takut kalau engkau sedang pergi ... Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia tetap tidak menemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ke tempat yang ku suruh .. meletakkan bunga-bunga mawar itu ditempat dimana kita berdua bersama lagi.. untuk selamanya ...

I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, ... HONEY .."

Sometimes in life, you find a special friend;
Someone who changes your life just by being part of it;
Someone who makes you laugh until you can't stop;
Someone who makes you believe that there really is good in the world;
Someone who convinces you that there really is an unlocked door just waiting for you to open it.
This is Forever Friendship ..
 

[renungan] Some Times Good People Do Evil Things

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.

Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapanya, ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya. Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana lantainya terbuat dari marmer, coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya... kerana mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas. Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya bermotor ke tempat kerja kerana macet ada perayaan Thaipusam.

Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari si pembantu rumah. Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat kereta yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?" Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar.

Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 'Tak tahu... !" "Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi. Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh.. cantik kan!" katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di depannya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu hrs berbuat apa? Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya.

Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan kepedihan saat luka-lukanya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam... " jawap pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata majikannya itu.

Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Doktor mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong kerana gangren yang terjadi sedah terlalu parah. "Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu dipotong dari siku ke bawah" kata doktor. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si bapak terketar-ketar madandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga heran-heran melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.

Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Abah.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau ayah pukul. Ita tak mau jahat. Ita sayang abah.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris. "Abah.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret-coret mobil lagi," katanya berulang-ulang. Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.

"Jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa yang kita dapat.." *SoMeTiMeS GoOd PeOpLe Do EvIl ThiNgs....

[resep] Otak-Otak Pelepah Jamur

Bahan:
300 gr daging ikan tenggiri
100 gr daging udang
100 gr jamur merang dicincang kasar, tumis dengan cincangan
bawang putih dan garam
1 sdm tepung sagu
1 sdm daun sledri dicincang halus
2 sdm gula pasir
1/2 sdt garam
1 sdt lada bubuk
pelepah daun kelapa secukupnya

Saus:
5 sdm saos cabe
1 sdt mustard
1 sdm gula pasir
1 sdm cuka
1/2 sdt garam
100 ml air hangat (matang)

Cara membuat:
1. Campur daging ikan, daging udang, tepung sagu, gula pasir, garam dan lada blender hingga kalis (tidak lengket)
2. Campur kembali dengan jamur dan daun sledri, uleni kembali hingga tercampur rata
3. Potong pelepah kelapa sepanjang 20 cm kemudian letakkan 1 sdm adonan ditengahnya kemudian gapit kembali dengan pelepah kelapa berikutnya, satukan ujung-ujungnya dan semai
4. Bakar otak-otak pelepah hingga cukup matang, hidangkan dengan saos

Cara membuat saus:
1. Campur semua bahan aduk hingga rata benar dan sajikan

Untuk ? porsi

Senin, Oktober 22, 2007

[renungan] Berbagi Cinta

Bila ada ajakan untuk berbagi, apa yang ada di pikiran anda? Berbagi dana, pakaian layak pakai, sembako, susu, makanan atau bentuk material lainnya. Jawaban itu boleh jadi karena pengaruh ide materilistik yang telah mengglobal. Mengukur segala sesuatunya dengan ukuran yang bersifat material dan kasat mata. Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa berbagi tidaklah mesti berbentuk material.

Setiap tahun, ayah angkat saya punya kebiasan berkeliling ke berbagai panti asuhan dan rumah anak yatim. Kunjungan biasanya dilakukan dua kali. Awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survey untuk mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim. Kunjungan kedua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

Ketika berkunjung ke salah satu rumah yatim, ayah angkat saya bertemu dengan seorang bocah bernama Nina. "Nina, apa yang anakku mau sayang" begitu ayah saya membuka percakapan. "Nina mau baju baru?, sepatu baru?, tas baru? Atau apa nak? tambah ayah saya.
"Nggak ah... ntar om marah" jawab Nina.
"Nggak sayang, om tidak akan marah" ayah saya menimpali.
"Nggak ah... ntar om marah" Nina mengulang jawabannya.

Ayah saya berpikir, pasti yang diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan orang tua saya semakin menjadi. Maka dia dekati lagi Nina sambil berkata, "Ayo nak katakan apa yang kamu minta sayang"
"Tapi janji ya om tidak marah" jawab Nina manja.
"Om janji tidak akan marah sayang" tegas ayah saya.
"Bener om tidak akan marah" sahut Nina agak ragu. Ayah saya menganggukkan kepala pertanda bahwa ia setuju untuk tidak marah

Nina menatap tajam wajah ayah saya. Sementara ayah saya berpikir, apa gerangan yang diminta oleh Nina. "Seberapa mahal sich yang bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah” pikir ayah saya. Sambil tersenyum orang tua saya mengatakan "Ayo nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah nak."

Dengan terus menatap wajah ayah saya, Nina berkata; "Bener ya om tidak marah." Sekali lagi ayah saya mengganggukan kepala. Dengan wajah berharap-harap cemas, Nina mengajukan permintaanya "Om, boleh nggak saya memanggil ayah"
Mendengar jawaban itu, tak kuasa ayah saya membendung air matanya. Segera dia peluk Nina dan mengatakan "Tentu anakku..tentu anakku...mulai hari ini Nina boleh memanggil ayah, bukan om"
Sambil memeluk erat ayah saya, dengan terisak Nina berkata "Terima kasih ayah... terima kasih ayah...”

Hari itu, adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina. Karena merasa belum memberikan sesuatu yang berbentuk material kepada Nina maka sebelum pulang, ayah saya berkata kepada Nina "Anakku, sebelum lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu, apa yang kamu minta nak?"
"Khan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah" sergah Nina.

"Nina masih boleh minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda, otoped atau yang lain, pasti akan ayah kasih."
Sambil memegang tangan ayah saya, Nina memohon "Nanti kalau ayah datang sama ibu ke sini, saya minta ayah bawa foto bareng ayah, ibu dan kakak-kakak, boleh khan ayah?"

Tiba-tiba kaki orang tua saya lunglai, dia terduduk, bersimpuh di depan Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya; "Buat apa foto itu nak?"
Tanpa ragu Nina menjawab "Nina ingin tunjukkan sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini kakak-kakak Nina." Ayah saya memeluk Nina semakin erat, seolah ia tak mau berpisah dengan seorang bocah yang menjadi guru kehidupan di hari itu.

Terima kasih Nina, walau usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi cinta. Berbagilah cinta, karena itu lebih bermakna dibandingkan dengan sesuatu yang kasat mata. Berbagilah cinta, maka kehidupan anda akan lebih bermakna. Berbagilah cinta agar orang lain merasakan keberadaan anda di dunia.

Sumber: Berbagi Cinta oleh Jamil Azzaini. Jamil Azzaini adalah Inspirator Sukses-Mulia dan penulis buku Best Seller Kubik Leadership; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup