Senin, September 22, 2008

[renungan] Bangkitkan Semangat Mencapai Kemakmuran dengan Visi

“Where there is no vision, the people perish/die. - Ketiadaan visi membuat manusia mati."
~ King Solomon


Saya terinspirasi begitu besarnya kekuatan visi ketika saya menyaksikan semangat bangsa China menyambut Olimpiade Beijing 2008 yang sangat luar biasa. Semangat dan kesatuan mereka membuat presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, berkomentar, "Ini (olimpiade) bagi rakyat China adalah acara yang sangat berarti."

Dulu China adalah negara yang sangat konservatif terhadap budaya asing. Tetapi beberapa tahun belakangan negeri tersebut sudah mulai terbuka terhadap masuknya budaya asing. Ajang olahraga olimpiade menjadi salah satu bukti sikap terbuka bangsa tersebut menerima dunia luar dan menjadi bagian dari era globalisasi.

Seluruh masyarakat dari anak-anak sampai lansia ingin menyukseskan agenda penting pemerintah China tersebut. Menjelang olimpiade digelar sejumlah aturan sudah diterapkan di Beijing, ibu kota China. Aturan tersebut diantaranya adalah dilarang mengupil, menguap, menggaruk kepala saat berbicara dengan orang asing, selalu tersenyum, dan diminta selalu mengatakan `kamu sungguh luar biasa'.

Bahkan beberapa kali sudah diselenggarakan kampanye mengubah kebiasaan buruk warga Beijing. Seluruh wargapun mendukung kampanye tersebut, karena dianggap sangat membantu terciptanya budaya berperilaku baik. Ketika saya baru tiba di kota tersebut, saya terkesan dari cara mereka menyambut tamu asing karena begitu banyak kemajuan positif.

Kesungguhan pemerintah China menyukseskan olimpiade yang mulai digelar 8 Agustus mendatang diikuti keputusan pemerintah setempat menarik 1 juta mobil dari jalanan selama 4 hari, dari tanggal 17-20 Agustus 2008. Langkah tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas udara di Beijing. Beberapa upaya lain juga dilakukan untuk mengatasi polusi sebelum dan selama olimpiade digelar.

Tak heran jika jalan-jalan dan fasilitas-fasilitas umum di sana terlihat sangat bersih. Ini menunjukkan antusiasme warga menyambut penyelenggaran olimpiade tersebut. Alangkah besar kekuatan sebuah visi, sampai-sampai semua orang di China dengan suka rela menjalankan budaya yang lebih baik.

Visi adalah sumber semangat untuk melakukan yang terbaik dan berusaha sekeras mungkin untuk lebih maju. Bill gates mengatakan, "If you have a clear vision, you'll even forget your breakfast. – Jika Anda mempunyai visi yang jelas, mungkin Anda akan lupa sarapan." Lantas saya berpikir mengapa kita tidak mencontoh bagaimana bangsa China begitu bersemangat melakukan banyak perubahan demi tercapainya sebuah visi.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tantangan hidup akhir-akhir ini semakin sulit. Kenaikan harga BBM diklaim sebagai biang atau penyebab kehidupan masyarakat lebih berat. Padahal sangat kecil kemungkinan BBM bakal turun harga. Lalu apakah artinya tak akan pernah ada harapan kehidupan kita lebih baik?

Tentu saja semua orang tak ingin kehidupannya terus terpuruk. Bukankah hidup makmur adalah keinginan semua orang? Mengapa tidak kita manfaatkan keinginan tersebut sebagai visi untuk membangkitkan semangat juang kita?

Visi mampu berfungsi sebagai sumber semangat jika kita memiliki keyakinan akan adanya harapan kehidupan yang lebih baik jika kelak berhasil mencapai visi tersebut. Keyakinan adalah sumber semangat yang tidak akan pernah padam untuk terus melakukan sesuatu walaupun harus menghadapi banyak kesulitan.

Di China semua orang antusias melakukan banyak program menjelang olimpiade misalnya fashions show olimpiade, pawai obor, dan lain sebagainya. Semangat mereka begitu besar, walaupun di negeri tersebut sebenarnya sempat terjadi konflik di Tibet, protes dari luar negri tentang penegakan HAM, bencana banjir, dan gempa bumi di Sichuan. Semangat mereka melaksanakan berbagai agenda kegiatan dikarenakan mereka begitu menginginkan olimpiade tersebut terselenggara dengan baik.

Menciptakan kemakmuran hanya dapat dicapai dengan melakukan perubahan-perubahan positif, yaitu perubahan yang membuat kita cepat mengidentifikasi sekaligus menyelesaikan masalah yang menghalangi tujuan kita mencapai kemakmuran. Bila visi itu sudah menjadi bagian dari emosi kita, maka kita akan bersemangat melakukan perubahan, misalnya melakukan peningkatan etos kerja, moralitas, kreativitas, integritas, spiritual, toleransi, keahlian atau intelektual, dan lain sebagainya.

Itulah kesan tentang kedahsyatan sebuah visi yang saya rasakan di China, khususnya di Beijing menjelang penyelenggaraan olimpiade. Alangkah beruntungnya bila kita juga dapat memanfaatkan kekuatan visi untuk membangkitkan semangat juang dan melakukan perubahan. Karena semangat adalah satu diantara beberapa modal maya penting untuk meraih kemakmuran.

Oleh: Andrew Ho

Jumat, September 19, 2008

[renungan] Jangan Jadi Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.

“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya?” jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.“

“Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu. “
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu”, kata Sang Guru. Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.

“Asin, dan perutku jadi mual”, jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

“Sekarang kau ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

“Sekarang, coba kau minum air danau itu”, kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”

“Tidak sama sekali”, kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

“Nak”, kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

Si murid terdiam, mendengarkan.

“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’ (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

Jumat, September 12, 2008

[tip] Manfaat Ubi Jalar Merah

Konon ini rahasia awet muda Oom Liem. Sarapan Bubur ayam dengan Ubi Jalar Merah Rebus 2-3 kali seminggu.

Bagi Kesehatan, sekarang jangan pernah lagi menyia-nyiakan ubi jalar merah karena khasiatnya lebih dahsyat dari sekedar menjaga kesehatan mata.

Sekelompok antioksidan yang tersimpan dalam ubi jalar merah mampu menghalangi laju perusakan sel oleh radikal bebas. Karenanya ubi jalar merah dapat mencegah kemerosotan daya ingat dan kepikunan, penyakit jantung koroner, serta kanker.

Plus bonus sehat lainnya termasuk membuat kita tetap awet muda. Ubi jalar yang termasuk umbi-umbian murah ini jarang masuk dalam menu keluarga kita, padahal di dapur Barat, ubi jalar merupakan primadona. Pada perayaan hari besar besar, seperti Natal dan Thanksgiving Day, penduduk AS lazim membuat sajian eksklusif dari ubi jalar seperti cake, kue kering, pure pelengkap steak atau salad, es krim, puding, muffin, souffle, pancake, kroket, sup krim, maupun sebagai taburan hidangan panggang (au gratin).

"Merah" pertanda kaya Betakaroten Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar. Yang paling umum adalah ubi jalar putih. Selain itu ada juga yang ungu maupun merah. Sekalipun disebut ubi jalar merah, sebenarnya warna daging buahnya adalah tidak merah, tapi kekuningan hingga jingga alias orange. Mengapa pilih yang merah ? Dibanding ubi jalar putih,tekstur ubi jalar merah memang lebih berair dan kurang masir (sandy), tapi lebih lembut. Rasanya tidak semanis yang putih padahal kadar gulanya tidak berbeda. Ubi jalar putih mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100 gram, ubi merah yang berwarna kuning emas tersimpan 2900 mkg (9675 SI) betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga 9900 mkg (32967 SI).

Makin pekat warna jingganya. makin tinggi kadar betakarotennya yang merupakan bahan pembentuk vitamin A dalam tubuh.

Secangkir ubi jalar merah kukus yang telah dilumatkan menyimpan 50000 SI betakaroten, setara dengan kandungan betakaroten dalam 23 cangkir brokoli, yang menggembirakan perebusan hanya merusak 10% kadar betakaroten, sedangkan penggorengan atau pemanggangan dalam oven hanya 20%. Namun penjemuran menghilangkan hampir separuh kandungan betakaroten, sekitar 40%. Menyantap seporsi ubi jalar merah kukus /rebus sudah memenuhi anjuran kecukupan vitamin A 2100 - 3600 mkg sehari.

Didukung Pasukan Zat Gizi Lain Selain betakaroten, warna jingga pada ubi jalar juga memberi isyarat akan tingginya kandungan senyawa lutein dan zeaxantin, pasangan antioksidan karotenoid. Keduanya termasuk pigmen warna sejenis klorofil merupakan pembentuk vitamin A. Lutein dan zeaxantin merupakan senyawa aktif yang memiliki peran penting menghalangi proses perusakan sel. Ubi jalar merah juga kaya vitamin E.

Dari 2/3 cangkir ubi merah kukus yang dilumatkan diperoleh asupan vitamin E untuk memenuhi kebutuhan sehari. Satu buah sedang (100 g) ubi jalar merah kukus hanya mengandung 118 kalori, 1/4 kalori sepotong black forest cake. Zat gizi lain dalam ubi jalar merah adalah kalium, fosfor, mangan dan vitamin B6. Jika dimakan mentah ubi jalar merah menyumbang cukup vitamin C.

Makan 1 buah sedang ubi jalar merah mentah sudah memenuhi 42 % anjuran kecukupan vitamin C sehari. Dibanding dengan havermut (oatmeal), ubi jalar merah lebih kaya serat, khususnya oligosakarida. Menyantap ubi jalar merah 2 - 3 kali seminggu membantu kecukupan serat. Apabila dimakan bersama kulitnya menyumbang serat lebih banyak lagi.

Khasiat Betakaroten Si Provitamin A Khasiat ubi jalar merah sebagai "obat mata" telah terbukti di Kabupaten Jayawijaya. Awalnya 0.5 % penduduknya menderita bercak bitot (xeroftalmia) , bercak putih kapur pada kornea mata. Penyakit kekurangan vitamin A ini dapat menyebabkan kebutaan.

Setelah kebiasaan mereka menyantap ubi jalar merah berikut daunnya tak ada lagi penderita. Manfaat lain ubi jalar merah mengendalikan produksi hormone melatonin yang menghasilkan kelenjar pineal di dalam otak. Melatonin merupakan antioksidan andal yang menjaga kesehatan sel dan sistem saraf otak, sekaligus mereparasinya jika ada kerusakan. Kurang asupan vitamin A menghambat produksi melatonin dan menurunkan fungsi saraf otak sehingga muncul gangguan tidur dan berkurangnya daya ingat. Keterbatasan produksi melatonin berbuntut menurunkan produksi hormon endokrin, sehingga sistem kekebalan tubuh merosot. Kondisi ini memudahkan terjadinya infeksi dan mempercepat laju proses penuaan. Ubi jalar merah yang berlimpah vitamin A & E dapat mengoptimumkan produksi hormon melatonin.

Dengan rajin makan ubi jalar merah, ketajaman daya ingat dan kesegaran kulit serta organ tetap terjaga. Yang unik, kombinasi vitamin A (betakaroten) dan vitamin E dalam ubi jalar merah bekerja sama menghalau stroke dan serangan jantung.

Betakarotennya mencegah stroke sementara vitamin E ubi jalar merah mecegah terjadinya penyumbatan dalam saluran pembuluh darah, sehingga munculnya serangan jantung dapat dicegah.

Manfaat tersebut didukung pula oleh kandungan serat dalam ubi jalar merah. Sebagian besar serat ubi jalar merah merupakan serat larut, yang bekerja serupabusa spon. Serat menyerap kelebihan lemak/ kolesterol darah, sehingga kadar lemak/ kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar merah ini sekarang menjadi komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan, seperti susu.

Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya pada orang yang sangat sensitif oligosakarida mengakibatkan kembung.

Tak Layak Disepelekan Ubi jalar merah merupakan umbi- umbian yang mengandung senyawa antioksidan paling komplet.Selain vitamin A, C, dan E, ubi jalar merah juga berlimpah vitamin B6 (piridoksin) yang berperan penting dalam menyokong kekebalan tubuh. Di luar perkiraan banyak orang ubi jalar merah dengan kandungan vitamin B6-nya mampu mengendalikan jerawat musiman yang muncul menjelang menstruasi. Agaknya hampir semua zat gizi yang terkandung dalam ubi jalar merah mendukung kemampuannya memerangi serangan jantung koroner. Kesimpulan sebuah hasil penelitian menyebutkan kalium dalam ubi merah memangkas 40% resiko penderita hipertensi terserang stroke fatal.

Sementara tekanan darah yang berlebihan pun merosot 25 %. Jika demikian kenyataannya, kini jangan pernah lagi menganggap remeh ubi jalar merah. ***