Kamis, Januari 29, 2009

[kisah] 3 Inspirasi dari Tiger Woods

"To succeed, you need to find something to hold on to, something to motivate you, something to inspire you!" --- Tony Dorsett

Salah satu atlet dunia pujaan saya adalah Eldrick 'Tiger' Woods. Bukan saja secara skills, dia luar biasa di lapangan, tetapi dalam dirinya pun terdapat prinsip-prinsip yang membuatnya patut diteladani.

Bahkan mengenai Tiger Woods, pemain basket terkenal Michael Jordan pernah berujar, "I really do believe Tiger Woods was put here for a bigger reason than just to play golf. I don't think that he is a god, but I do believe that he was sent by One."

Pada kesempatan inilah saya ingin membagikan apa yang saya pelajari secara luar biasa dari pribadi Tiger Woods dalam suatu wawancaranya. Untuk sekadar info saja, Tiger Woods adalah pemain golf dunia yang legendaris. Pada usia 11 bulan, dia sudah belajar mengayunkan tongkat golf di garasi rumahnya. Pada saat umurnya baru mencapai 22 tahun, Tiger Woods sudah meraup pendapatan bersih lebih dari US$2.000.000.

Suatu hal yang luar biasa telah dicapai oleh Tiger Woods bahkan sejak pada usianya yang belia. Nah, pada kesempatan ini, mari kita belajar ada tiga kunci sukses dari Tiger Woods yang menjadikannya juara dunia sejati.

I smile at obstacles

Pertama-tama, kalimat inspiratif menarik yang diucapkan oleh Tiger Woods adalah "I smile at obstacles". Justru kalimat ini rasanya begitu cocok untuk kita semua di mana saat ini dunia sedang mengalami krisis global. Rasanya kita bisa belajar banyak dari Tiger Woods yang justru tersenyum saat menghadapi masalah, tantangan ataupun hambatan dalam hidupnya.

Seperti yang sering saya ungkapkan dalam tulisan-tulisan saya, setiap masalah yang kita hadapi, semuanya bertujuan baik supaya kita dapat menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh. Saya pun teringat dengan buku Adversity Quotient karya Paul G. Stoltz.

Dalam buku tersebut, Paul G. Stoltz mengatakan seorang yang akan sukses adalah yang dapat mengubah tantangan menjadi peluang untuk berhasil. Selalu ada peluang bagi kita untuk dapat sukses jika kita jeli melihat yang terjadi. Seperti sebuah kata bijaksana "You learn something every day if you pay attention." Jadi, selalu pakailah kacamata yang positif saat melihat segala sesuatu.

Sama seperti Tiger Woods, saat mengalami tantangan dalam memenangi pertandingan golfnya, dia selalu belajar dari apa yang dialaminya. Filosofi ini dipelajari dari ibunya Kultida Woods yang sejak awal karirnya sering mengantarkan Tiger Woods ke berbagai turnamen dan memberikan motivasi kepadanya, tanpa mengeluh sedikit pun.

Begitupun ayahnya, seorang veteran perang yang selalu membisikkan kata-kata motivasi untuk membesarkan Tiger Woods sebelum dia tertidur. Inilah kunci yang membuat Tiger Woods menjadi juara dunia. Yang jelas, dari orang tuanya Tiger Woods belajar dan menasihati kita bahwa jika kita menghadapi hambatan hidup dengan tersenyum, sesuatu yang luar biasa akan pasti terjadi. Kita akan bisa lebih berpikir jernih, sehingga lebih berfokus pada solusi dan jalan keluar pun mungkin muncul di depan kita.

My will moves mountains

Dalam hal ini pun kita dapat banyak belajar kepada Tiger Woods. Seluruh keinginannya diarahkan untuk menjadikan dirinya menjadi seorang pegolf dunia. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Tiger Woods, "Dibutuhkan keputusan yang luar biasa untuk menjadi yang terbaik. Tetapi saya telah membuat keputusan itu!".

Tiger Woods mengetahui apa yang mau dicapai dalam hidupnya sehingga dirinya terus berusaha sampai impiannya tercapai. Bahkan Tiger Woods mengatakan "My will moves mountains". Dalam hal ini, Tiger Woods mengajarkan kepada kita perlunya fokus, dedikasi, komitmen, keteguhan, dan kegigihan dalam mencapai tujuan, termasuk pula membayar ongkos berlatih siang dan malam sebelum dirinya menjadi begitu terkenal.

Begitu pula dalam kehidupan ini, jika kita punya kualitas yang sama seperti karakter yang dimiliki Tiger Woods, kesuksesan dapat kita raih selama kita memiliki keinginan yang kuat untuk mencapainya.

Tiger Woods jelas-jelas mengetahui apa yang dia inginkan, dia memiliki target dan goal yang jelas, membuat rencana untuk mencapainya dan kemudian merealisasikannya. Tiger Woods percaya bahwa bagi dirinya tidak ada gunung 'kesulitan' yang terlalu tinggi untuk ditaklukkan.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang menjadi impian, cita - cita dan hasrat Anda? Apa yang ingin Anda lakukan dalam hidup ini? Apakah Anda sudah meraihnya? Mari belajar dari Tiger Woods, miliki fokus dan komitmen untuk meraih hal - hal yang diinginkan dalam hidup ini. Ingatlah, keinginan Anda yang begitu kuat bahkan bisa memindahkan gunung kesulitan Anda, setinggi apa pun.

I will do it with all my heart

Ketika Tiger Woods melakukan sesuatu, dia melakukannya dengan totalitas dan komitmen. Melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh, itulah kunci kemenangan Tiger Woods. Baginya, bahkan hanya dalam berlatih di lapangan saja, semuanya diperlakukan seperti pertandingan sungguhan. Tiger Woods melakoni semuanya dengan keinginan bukan menjadi baik (good), bukan juga menjadi lebih baik (better), melainkan dengan keinginannya menjadi yang terbaik (best).

Tidaklah mengherankan jika diusianya yang ke-24, pada 2000 Tiger Woods sudah berhasil menjadi juara dunia hampir semua kejuaraan golf bergengsi di dunia, a.l. US Open, US Amateur, British Open serta British Amateur.

Kehidupan Tiger Woods memberikan pelajaran penting kepada kita yakni jika kita mau meraih kesuksesan dan keberhasilan yang luar biasa, lakukanlah segala sesuatu dengan kerja keras, fokus, penuh dedikasi dan lakukan semuanya itu dengan hati.

Inilah sebenarnya pelajaran yang diperoleh Tiger dari ayahnya, yang sekaligus menjadi pelatihnya. Untuk melatih Tiger Woods bermain dengan sepenuh hati, ayahnya sering kali membunyikan koin-koin dan berusaha mengacaukan konsentrasinya. Namun, latihan seperti inilah yang membuatnya semakin mantap.

Bahkan, pernah sekali ketika dia memukul bola dan pada saat itu ada suara walkie talkie yang mengganggu. Namun, Tiger Woods mengatakan dirinya tidak mendengarkan suara apa pun karena pelajaran hidupnya membuatnya betul-betul menaruh sepenuh hati pada bola yang akan dipukulnya. Dengan mantap, Tiger Woods mengajarkan bahwa kita berpeluang besar meraih hal - hal yang kita inginkan jika ada totalitas penuh di
sana.

Demikianlah, mari belajar dari tiga pelajaran inspiratif Tiger Woods ini: smile at obstacles, my will moves mountains, serta I will do it with all my heart - untuk menjadikan 2009 ini sebagai tahun yang spektakuler, di mana Anda akan mencapai hal - hal yang Anda impikan dan meraih kesuksesan serta keberhasilan yang luar biasa! Sukses serta antusiasme yang luar biasa akan selalu menyertai Anda pada tahun ini.

oleh: Anthony Dio Martin

Kamis, Januari 15, 2009

[renungan] Attitude

A little boy went into a drug store, reached for a soda carton and ask him for a Phone Call.
Shop-owner replied Sweety this is no a STD, but you can do one call.
The store-owner observed and listened to the conversation:

The boy asked, "Lady, Can you give me the job of cutting your lawn?

The woman replied, "I already have someone to cut my lawn."

"Lady, I will cut your lawn for half the price of the person who cuts your lawn now." replied boy.

The woman responded that she was very satisfied with the person who was presently cutting her lawn.

The little boy found more perseverance and offered, "Lady, I'll even sweep your curb and your sidewalk, so on Sunday you will have the prettiest lawn in all of North-Palm beach, Florida."

Again the woman answered in the negative.

With a smile on his face, the little boy replaced the receiver.

The store-owner, who was listening to all this, walked over to the boy and said," Son... I like your attitude; I like that positive spirit and would like to offer you a job."

The little boy replied, "No thanks, I was just checking my performance with the job I already have. I am the one who is working for that lady, I was talking to!"

Senin, Januari 12, 2009

[renungan] Not me, Boss

Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke Papua New Guinea untuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan tinggal di sebuah rumah di pedalaman. Rumah ini dirawat oleh seorang lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak. Semuanya oke-oke saja, kecuali satu hal: mereka punya satu botol anggur yang mahal yang disimpan di ruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan adalah setiap hari jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang.

Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa tahu dengan jelas. Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari, walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang di rumah.

Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dan mereka merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka letakkan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari jumlah air seni ini pun berkurang seperti halnya anggur.

Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya!

Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!"

Moral kisah:
Kalau bisa bertanya, kenapa berasumsi?
Kalau bisa sederhana, kenapa dibuat rumit?
Kadang kita justru mendapatkan akibat dari perbuatan kita sendiri, yang
sebenarnya tidak perlu.

Senin, Januari 05, 2009

[renungan] Prasangka

Dikisahkan, seorang janda miskin hidup berdua dengan putri kecilnya yang masih berusia sembilan tahun. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar demi kelangsungan hidup mereka. Hidup penuh kekurangan membuat si kecil tidak pernah bermanja-manja kepada ibunya seperti anak-anak kecil lainnya.

Suatu hari di musim dingin, saat selesai membuat kue, si ibu tersadar melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia pun keluar rumah untuk membeli keranjang baru dan berpesan kepada putrinya agar menunggu saja di rumah. Pulang dari membeli keranjang, si ibu menemukan pintu rumah tidak terkunci dan putrinya tidak ada di rumah. Spontan amarahnya memuncak. Putri betul-betul tidak tahu diri! Cuaca dingin seperti ini, disuruh diam di rumah sebentar saja malahan pergi bermain dengan teman-temannya!

Setelah selesai menyusun kue di keranjang, si ibu segera pergi untuk menjajakan kuenya. Dinginnya salju yang memenuhi jalanan tidak menyurutkan tekadnya demi kehidupan mereka. Dan sebagai hukuman untuk si putri, pintu rumah di kuncinya dari luar. "Kali ini Putri harus diberi pelajaran karena telah melanggar pesan," geram si ibu dalam hati.

Sepulang dari menjajakan kue, mata si ibu mendadak nanar saat menemukan gadis kecilnya tergeletak di depan pintu. Dengan berteriak histeris segera dipeluknya tubuh putrinya yang telah kaku karena kedinginan. Dengan susah payah dipindahkannyalah tubuh putri ke dalam rumah.

"Putri...Putri...Putri..., bangun, Nak! Ini ibu, Nak! Bangun, Nak!

Ibu tidak marah kok. Bangun Putri anakku!" Serunya sambil menangis merung-raung dan berusaha sekuat tenaga membangunkan dengan menguncang-guncangkan tubuh si putri agar terbangun. Tetapi putri tidak bereaksi sama sekali.

Tiba-tiba terjatuh dari genggaman tangan si putri sebuah bungkusan kecil. Saat dibuka, ternyata di dalamnya berisi sebungkus kecil biskuit dan secarik kertas usang. Dengan tergesa-gesa dan tangan yang gemetar hebat, si ibu segera mengenali tulisan putrinya yang masih berantakan tetapi terbaca jelas.

"Ibuku tersayang, Ibu pasti lupa hari istimewa Ibu ya. Hi... hi... hi..., ini Putri belikan biskuit kesukaan ibu. Maaf Bu, uang putri tidak cukup untuk membeli yang besar dan maaf lagi Putri telah melanggar pesan Ibu karena meninggalkan rumah untuk membeli biskuit ini. Selamat ulang tahun, Bu. Putri selalu sayang, Ibu!" Dan meledaklah tangis sang ibu.

Pembaca yang budiman,

Huai Ie, prasangka sering mendatangkan petaka adalah kalimat yang cocok dengan kisah tadi dan penyesalan biasanya datang menyusul di belakang itu. Begitu banyak masalah dan problem di dunia ini muncul karena prasangka negatif maka butuh kedewasaan dalam mengendalikan pikiran agar kebiasaan berprasangka tidak kita layani begitu saja dan sedapat mungkin kita hilangkan. Kita ganti dengan berfikir positif sekaligus hati-hati dengan demikian memungkinkan hubungan kita dengan orang lain akan menjadi harmonis dan membahagiakan.

Sumber: Prasangka oleh Andrie Wongso