Apakah Anda mau mengalami kebebasan finansial dalam hidup? Rasanya dengan lantang sebagian besar dari kita akan menjawab "Ya, saya ingin!". Kebebasan finansial memang impian setiap orang dan menjadi kata-kata yang lazim didengungkan, termasuk oleh praktisi keuangan personal.
Namun, tak dapat dimungkiri dalam banyak kesempatan Anda dan saya dihadapkan pada praktik keuangan hedonis atau materialistis di antaranya punya lebih banyak barang itu lebih baik, lebih banyak diupayakan tanpa perhitungan biaya, menggunakan kredit tanpa kalkulasi mendalam dan tidak ada dana disiapkan untuk mengantisipasi kenaikan harga-harga barang.
Akibatnya, orang mulai sulit membedakan mana needs (kebutuhan dasar), wants (keinginan lebih), hingga desires (nafsu dan kebanggaan sosial).
Namun, ketahuilah bahwa orang-orang yang sukses mencapai kebebasan finansial memiliki pemikiran, karakteristik serta gaya hidup yang patut kita tiru. Yang pasti mereka melakukan tiga hal penting dalam hidupnya yaitu manajemen pola pikir, manajemen gaya hidup, dan manajemen investasi sebagai kunci sukses menuju kebebasan finansial.
Manajemen pola pikir diwujudkan dengan mengusahakan pertumbuhan berkelanjutan dari penghasilan dan aksi kesadaran spiritual lewat bersyukur kepada Illahi. Sementara, manajemen gaya hidup berakar pada sikap senantiasa terukur ketika berbelanja dan disiplin dalam berutang.
Adapun, manajemen investasi kuncinya adalah disiplin menabung dan investasi secara reguler serta mengupayakan proteksi asuransi.
Ketika pemahaman sudah diraih, saya tidak menjanjikan Anda akan terhindar dari masalah. Masalah masih kerap muncul apalagi ketika kita baru memulai, atau telah mulai menerapkannya, pun saat telah terbiasa menjalankan konsep di atas.
Masalah pola pikir
Jika saat ini menjadi pegawai, seharusnya melihat posisi saat ini sebagai pendidikan lanjutan setelah kuliah sarjana. Wirausaha adalah jalan rasional menuju kaya daripada bekerja kantoran/karier seumur hidup.
Selain itu, milikilah perencanaan keuangan bagi Anda dan keluarga. Hitung keperluan dana untuk memenuhi tujuan tersebut dan buat tahapan bagaimana mencapainya, misalnya bagaimana Anda harus bekerja, berapa yang harus disisihkan untuk kebutuhan/ pengeluaran tersebut di atas.
Penting bagi Anda yang berkeluarga untuk menyamakan persepsi dan menetapkan tujuan bersama pasangan, sehingga tidak ada dualisme tetapi fokus dan komitmen bersama mencapai tujuan.
Melupakan kemungkinan kenaikan harga, sesama, keluarga atau orang terdekat. Sering kali kita lupa menganggarkan surplus anggaran sekian persen dari pendapatan kita untuk menjaga kemungkinan kenaikan harga, memperhatikan hidup sesama kita, dan keluarga atau orang terdekat.
# Gaya hidup boros. Seseorang akan lebih baik jika dia hidup sesuai dengan penghasilannya dan tidak mendongkraknya di atas apa yang mampu diupayakan dengan penghasilan yang dimilikinya.
Sadarkah Anda kalau semuanya bermuara pada gaya hidup seperti apa yang ingin Anda terapkan untuk pribadi dan anak-anak Anda? Jika tersedia jasa angkutan umum dari tempat tinggal ke tempat bekerja kenapa Anda memilih menggunakan kendaraan pribadi? Tidak sedikit orang yang membeli barang karena lagi ada diskon besar. Disiplin, inilah kuncinya.
Buatlah catatan barang impulsif Anda, tunggu 1 bulan kemudian baru putuskan apakah akan tetap membelinya (tentunya anggaran untuk itu sudah disiapkan juga sebelumnya). Kebiasaan buruk membeli secara impulsif ini akan hilang dengan disiplin seperti ini.
# Anggaran tidak dijalankan dan dijadikan senjata. Inilah namanya kegiatan tanpa hasil, sudah dibuat fondasi tetapi bangunan rumah tidak diselesaikan karena kemalasan dan alasan pribadi lainnya. Sering kali anggaran yang dibuat juga menjadi senjata untuk memaksakan kehendak dan bagi anggota keluarga yang lain menjadi semacam ikatan yang kaku dan tidak fleksibel.
# Kesalahan pencatatan. Sering kali kita lupa memperhitungkan biaya-biaya transaksi perbankan, seperti biaya Internet banking, biaya pemeliharaan rekening, hingga tidak detail dalam mencatat atau masalah timbul karena penanggung jawab pembukuan lebih dari satu orang.
# Koreksi berlebihan. Ketika uang menjadi terbatas yang cenderung dilakukan adalah memangkas anggaran untuk beli pakaian, liburan, dan makan, tetapi kerap kali menyulut pengeluaran berlebihan di pos anggaran yang lain. Waspadalah.
# Melupakan pengeluaran medis. Banyak orang juga terlalu menggantungkan asuransi kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja, sehingga lupa menganggarkan dana untuk memenuhi kebutuhan kesehatan diri sendiri dan keluarga. Padahal, penggantian untuk dokter gigi tidak ada bahkan layanan kesehatan pun ada batasannya.
# Hadiah tak terkendali. Hadiah kawinan, ulang tahun, dan hari raya akrab dengan kita. Namun, jagalah supaya tidak membeli hadiah dengan uang yang diperuntukkan keperluan lain atau membeli hadiah yang tidak diperlukan dan membeli hadiah pada saat-saat terakhir sebelum diberikan.
# Utang tersembunyi. Misalkan, pembayaran kartu kredit untuk biaya pengobatan dokter, utang dari anggota keluarga yang sering kali seperti terlewat karena tidak dianggarkan, ketika jatuh tempo tidak ada uang untuk membayarnya. Mulailah dengan upaya melunasi saldo utang terendah hingga tertinggi hingga akhirnya semua utang tersebut lunas.
# Kurang atau tidak berinvestasi. Alokasikan investasi Anda ke tempat yang tepat sesuai dengan tujuan. Tingkatkan pokok investasi hingga 30% dari pendapatan bulanan Anda.
# Tidak ingat hari tua kelak. Janganlah lupa membuat serangkaian program untuk memperkuat kondisi keuangan menuju masa pensiun. Caranya adalah dengan mengembangkan investasi yang menghasilkan (earning assets) dengan mengumpulkan modal sendiri sejak masa muda. Sebelumnya, kenalilah aset yang sudah dimiliki saat ini supaya tahu bagaimana menyempurnakan dan mengembangkannya.
# Lupa menyertakan pembelian polis asuransi. Guna melindungi anggota keluarga saat kita berupaya mengumpulkan pundi-pundi persediaan untuk konsumsi pada masa depan, adalah bijak jika kita membeli polis asuransi terutama asuransi jiwa, kesehatan, kerugian untuk memberikan proteksi bagi mereka yang kita kasihi.
Jika Anda berkomitmen untuk memperbarui pendekatan soal uang dan kebebasan finansial kami sarankan segera melakukan langkah-langkah memperbaiki konsep pola pikir, gaya hidup, dan investasi Anda.
Setelah pola pikir sudah direposisi, membenahi gaya hidup alias pengeluaran lewat anggaran menjadi kunci awal sebelum bisa merambah ke pengelolaan investasi dan perencanaan keuangan Anda secara menyeluruh.
Berikut ini kami sampaikan langkah-langkah dalam menerapkan manajemen anggaran: Pertama, membuat panduan anggaran. Membuat dan menetapkan acuan rasio-rasio relevan yang menjadi dasar dalam mengalokasikan pendapatan total per tahun.
Kedua, analisis anggaran. Sesuai dengan kategorinya, lakukan perhitungan biaya saat ini guna dikomparasikan dengan biaya berdasarkan rasio yang relevan tersebut.
Ketiga, evaluasi. Jika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran, kendalikan pengeluaran untuk memaksimalkan surplus. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari pengeluaran, evaluasi situasi dan perbaiki keseimbangan anggarannya.
Keempat, putuskan. Tetapkan pakem yang hendak diterapkan. Bagilah biaya tahunan menjadi cicilan bulanan, atau alternatifnya, gunakan THR atau gaji ke-14 (bonus) untuk memenuhi pengeluaran tahunan.
Kelima, menyusun anggaran ideal. Setelah rampung panduan dan analisis, selanjutnya buatlah anggaran ideal tersebut. Jalankan dan evaluasi 3 bulan kemudian untuk kemungkinan melakukan sejumlah penyempurnaan.
Manuel Pakpahan, CFP(r)
CEO KeluargaCerdas123.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar